Cari Blog Ini

Kamis, 09 Februari 2012

PERIHARALAH ANAK ANDA

PELIHARALAH ANAK ANDA "Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka..." (Q.S.Attaghobun : 14) Penjelasan: Anak merupakan karunia Allah yang berharga. Nilai keberadaan anak itu besar sekali,tapi anak bisa menjadi sholeh atau sebaliknya. Hal itu terletak sejauh mana kesadaran dan tanggung jawab kita mendidik mereka. Betapa kekhawatiran para nabi sehingga banyak doa yang mereka panjatkan agar dikaruniai anak-anak yang taat kepada Allah. Perhatikan doa Nabi Ibrahim (Q.S Albaqarah:128-129 dan Ibrahim:35) doa nabi ya'qub(Q.S Albaqarah: 133), doa nabi Zakaria (Q.S Maryam: 5-6 ), dan doanya hamba-hamba Allah yang sholeh (Q.S Al-Furqon:74). Jangan sampai kita diuji dengan anak kita yang membangkang seperti dialami nabi Nuh AS. Betapa sedihnya kita kalau melihat anak kita jauh dari Allah dan tenggelam dengan berbagai kenakalan dan penyimpangan seperti narkoba dll. Memang anak kita itu diberikan kepada kita sebagai ujian (lihat Q.S Attaghobun :15) dan kita berkewajiban untuk menjaga dan mendidik mereka agar tidak terjerumus kepada kesesatan dunia apalagi di akherat (lihat Q.S Attahrim :6 ). Nabi Muhammad S.A.W bersabda : "Tahukah saudara, siapakah orang yang raqub (mandul ) itu ? Mereka menjawab: yaitu orang yang tidak beranak. Nabi menimpali orang raqub itu (mandul) sebenarnya adalah orang yang tidak mampu memberikan sesuatu (mendidik ) kepada anaknya". (H.R Ahmad dan Muslim ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak: 1. Selalu berpegang dengan ajaran Allah dalam seluruh kehidupan dan tingkah laku. 2. Berusaha selalu meneladani dan mengikuti Rasulullah S.A.W dalam bergaul dengan suami, anak dan orang lain baik ucapan, perbuatan dan sikap diamnya. 3. Selalu meminta kepada Allah dengan asma dan sifat-Nya agar anak-anak kita menjadi sholeh. 4. Usahakan selalu memberi contoh yang baik kepada anak - anak. 5. Bila menghadapi masalah dengan anak, konsultasikan dengan orang yang ahli dan berpengalaman menangani pendidikan anak terutama para guru dan tenaga pendidik. 6. Berikan perhatian dan waktu yang secukupnya untuk kepentingan pendidikan anak. 7. Perhatikan jangan sampai salah melangkah dalam mendidik anak. 8. Jika ada orang yang meluruskan kesalahan dalam mendidik anak, terimalah nasehat tersebut dengan lapang dada, jangan angkuh karena itu menjerumuskan. TIPS Mengasuh Anak Bagi Ibu. Sesibuk apapun kita dalam menggeluti dakwah dan pekerjaan sehari-hari , tentunya tidak akan menyepelekan perhatian pada anak kita. Dialah aset dunia dan akhirat kita. Tips sederhana ini mudah-mudahan dapat menjadi masukan buat kita sekalian 1. Waktu. Hubungan orang tua-anak yang baik memerlukan waktu yang memungkinkan mereka berkumpul secara fisik. Tidak perlu berjam-jam. Yang penting, orang tua secara konsisten meluangkan sedikit waktu bersama anak-anak hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan dan konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak penyangga pengasuhan yang baik. 2. Jadilah pendengar yang baik. Bila anak-anak mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, mereka akan lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikiran. Sebaliknya, kalau orang tua merendahkan gagasan anaknya atau "rajin" mengkritik kata - katanya, anak itu akan menarik diri dan memilih lebih dekat pada teman. Karenanya, jika ingin memiliki pengaruh dalam kehidupan anak, mari menjadi pendengar yang baik. Mereka akan menerima kita bila kita membantu mereka memecahkan masalah. 3. Tentukan harapan yang jelas. Memberitahukan anak apa yang kita harapkan darinya akan membentuk perilaku yang baik. Jangan ragu-ragu melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari dan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas di lingkungan rumah. Kebanyakan anak pasti akan mengeluh. Begitupun, kita harus berusaha agar mereka senang dilibatkan. Pada anak yang berperan serta dalam urusan rumah tangga, akan tumbuh etika kerja dan umumnya ia lebih merasa menjadi bagian dari keluarga. 4. Jangan membiarkan rasa bersalah. Banyak orang tua merasa bersalah karena bekerja seharian di luar rumah. Sebagai kompensasinya, mereka membiarkan anak berperilaku buruk dan tidak disiplin. Orang tua yang baik adalah yang tegas. Merasa bersalah merupakan tindakan kontraproduktif. ]5. Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang. Memang penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola uang, tetapi jangan unakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang kita. Pesan materialistis di televisi mudah sekali merasuki anak dan membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Bagaimana kita dapat membentengi mereka dari pengaruh buruk ini? Kita buat mereka untuk selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperoleh melalui bekerja, akan lebih terasa nilainya. 6. Jangan terlalu sering gonta-ganti pengasuh. Satu dari kebutuhan psikologi yang penting pada anak adalah bahwa ia terasuh dengan baik dan penuh kasih secara terus-menerus. Oleh karena itu kita memerlukan pengasuh. Dengan menggunakan pengasuh kecemasan kita akan berkurang selama kita bekerja. Namun sebelum menyerahkan anak pada seorang pengasuh, berikanlah kesempatan untuk terciptanya keakraban dan kedekatan antara anak dan si calon pengasuh. Sering gonta-ganti pengasuh dapat membahayakan anak. Untuk mencari orang yang tepat atau situasi yang baik bagi anak, kalau perlu, pergilah ke tempat yang jauh! 7. Kuncinya: pengawasan. Sering kali ketika ditinggalkan orang tua, anak terjerumus dalam masalah. Penelitian menunjukkan bahwa anak- anak bermasalah sering berasal dari keluarga yang kurang atau tidak diawasi. Anak-anak tidak begitu saja tahu sejak lahir, mana perilaku baik, mana yang buruk. Mereka perlu diajari dan kemudian diawasi. Karenanya, sangatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui di mana anaknya, sedang bersama siapa, dan sedang ngapain. Memang, anak sering mengeluh kalau ia diawasi ketat, tetapi anak-anak yang tidak diawasi juga sering merasa bahwa orang tua mereka tidak peduli dengan mereka! 8. Beri perhatian lebih saat ia baik. Ini bagian paling berat sebagai orang tua. Kita cenderung lebih memperhatikan anak-anak ketika mereka menjengkelkan. Sebaliknya, jauh lebih sulit untuk memperhatikan perilaku baik mereka. Namun, jika ingin anak berperilaku baik, berilah perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari mereka. Kalau anak merasa diabaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku salah untuk menarik perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka baik, memang memerlukan usaha. 9. Hukuman itu untuk mendidik. Orang tua yang bekerja di luar rumah, cenderung mengalami kelelahan dan mudah jengkel. Maka mereka lebih mudah kehilangan kontrol terhadap anak-anak. Ini dapat menimbulkan masalah. Jangan pernah menghukum anak ketika kita sendiri tidak dapat mengontrol diri. Gunakan hukuman untuk mendidik, bukan untuk melampiaskan kemarahan. 10. Berikan teladan dalam relasi. Anak belajar berelasi dari orang tua mereka. Mereka juga merasa paling aman jika melihat orang tua saling memperlakukan pasangannya dengan baik. Maka hal terbaik yang dapat dilakukan bagi anak-anak kita adalah mencintai pasangan kita. 11. Didik Anak Mencintai Al-Qur'an Dalam sejarah para salafus sholeh telah berhasil mendidik anaknya untuk mencintai Al-Quran dan menghafalnya. Tanpa ada kesepakatan, bila ada yang belajar hadits atau ilmu yang lain seorang anak harus menghafal Al-Quran. Menurut Ibnu Khaldun, pengajaran orang tua terhadap anak tentang Al-Quran adalah syiar dalam agama Islam. Dan semua bidang ilmu boleh dikuasai tetapi harus dekat dulu dengan Al-Quran. Ibnu Sina juga berpendapat bila anak dipersiapkan untuk cinta pada Al-Quran dan bisa menguasai huruf hijaiyah maka ia akan mudah menguasai ilmu agama yang lain. Rasulullah Salallahu alaihiwasalam bersabda, jika mampu mendidik anak dekat pada Al-Quran maka kita akan hidup di bawah naungan arsy Allah. Didiklah anakmu dalam tiga hal: 1. Mencintai nabimu 2. Mencintai agama 3. Membaca Al-Quran Karena sesungguhnya orang yang mengamalkan Al-Quran akan berada di bawah naungan arsy Allah bersama para nabi yang suci. Pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Alangkah bijaksana bila orang tua tidak hanya memerintah anak untuk menghafal atau membaca tetapi sekaligus memberikan pengertian tentang keutamaan-keutamaannya. Dan hal itu sangat dibutuhkan baginya. Jika hal ini mampu kita lakukan beban menghafal itu tidak lagi terasa berat tetapi sebaliknya seperti sesuatu yang menmang disenanginya. Memberikan sebuah pengertian tentang sesuatu secara tepat, akan membuat anak-anak kita 'menjadi lapar' dan beban hafalan itu berubah menjadi makanan yang diperlukan. 12. Jangan sepelekan ASI. Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan....." (Surat Albaqarah:233). Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci Alqur'an tersebut, setidaknya menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting untuk diberikan ibu pada anaknya. Tidak main-main, seorang ibu wajib memberikan ASI sampai anaknya genap usia 2 tahun. Namun, untuk konteks sekarang kelihatanya mengalami degradasi (penurunan). Minimal akibat terjadinya pola hidup serta pikir yang membuat agama harus ikut dengan zaman. Berbeda dengan Indonesia, propaganda emansipasi harus dipahami wanita untuk merubah pola pikir, bahwa kultur wanita di rumah menjadi wanita luar rumah. Terlebih ketika krisis ekonomi menyerang bangsa ini, lompatan wanita menjadi wanita karier semakin besar, praktis merubah pola hidup masyarakat kita. Wanita menjadi mulia dan mendapatkan emansipasi jika sudah menjadi wanita karier. Ilmu biologi tetap menganggap bahwa ASI sangat dibutuhkan bayi dalam perkembangan otak dan tubuhnya. Namun, sampai saat ini, dengan banyaknya iklan susu formula membuat ibu-ibu menjadi kasat mata, untuk memilih susu formula dibandingkan dengan ASI. Susu formula adalah bentuk fermentasi dan modifikasi dari susu sapi sehingga bisa disebut Air Susu Sapi (ASPI). Di dalam ASI, terdapat tiga unsur protein yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ASPI. Sehingga, dampaknya masih akan di rasa sampai dewasa, dalam menjaga kesehatanya. Sebab, akan memperbaiki dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Ini bisa ditemukan pada air susu ibu pertama keluar atau colustrum. Yang meningkatkan produksi antibodi, menjadi anti-oksidan dan anti radikal bebas (free radicals) yang akan menghancurkan plasma sel. Selanjutnya, ASI juga mengandung zat protektif. Yaitu flora normal akibat bakteri Laktobacilus sp. yang berfungsi mengubah laktose menjadi asam laktat dan asam asetat. Keduanya bersifat asam dalam pencernaan, yang mampu menghambat pertumbuhan mikro organisme, seperti bakteri E.Coli. juga laktoferin, yaitu protein yang berkaitan dengan zat besi. Dengan mengikat zat besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu, seperti Stafilokokus dan Escericia sp. Kemudian mengandung enzim yang dapat memecah dinding bakteri (Lizozim). Antistreptokokus, yang melindungi bayi dari infeksi kuman tertentu. Antibodi, yang dapat mencegah bakteri patogen dan enterovirus masuk kedalam usus. Akhirnya, tidak ada alasan seharusnya ibu membuang ASI nya untuk hak anaknya. Seandainya mampu di ketahui ibu-ibu karier kita, barangkali tidak akan lekas menyapih anaknya. Dan Indonesia akan mempunyai HDI lebih bagus dari sekarang. Apalagi, jika ibu-ibu tidak akan pernah memilih ASPI untuk menyusui bayinya. Sekali lagi, wahai ibu janganlah pilih ASPI sebelum bayi anda berumur 2 tahun. Wallahualam Ir. Abdul Rahman Konsultan Pendidikan Anak Usia Dini LPPD Mutiara Ummah-Bekasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar