Cari Blog Ini

Selasa, 23 November 2010

Mengapa Al Qur'an Berbahasa Arab?

MENGAPA AL-QUR’AN BERBAHASA ARAB ?

Sebagaimana kita ketahui serta pahami bersama, bahwa Al-Qur’an adalah merupakan sebuah petunjuk hidup yang diberikan Allah SWT kepada kita semua, dengan satu tujuan agar kita dapat menjalani kehidupan ini dengan sebaik mungkin, sekaligus mendapatkan kebaikan di dunia maupun di akhirat kelak. Ada beberapa alasan mengapa Allah SWT memilih Bahasa Arab sebagai bahasa yang digunakan untuk petunjuk hidup tersebut, di antara alasannya adalah :

1. Karena Rosulullah Muhammad SAW sang penerima wahyu berasal dari bangsa arab, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh At – Thabrani yang bunyinya “Cintailah Bahasa Arab karena tiga hal, yaitu bahwa Saya adalah orang arab, dan Al-Qur’an adalah Bahasa Arab, dan bahasa penghuni syurga di dalam syurga adalah Bahasa Arab".

2. Dan seandainya beliau tidak berasal dari bangsa arab kemudian menyampaikan firman tuhannya kepada manusia lain, maka pastilah manusia tidak akan beriman kepada apa yang disampaikan olehnya, sebagaimana firman Allah SWT ”Dan kalau Al Quran itu kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab, Lalu ia (Rasul) membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya.” (Syu’ara’ : 198-199).

3. Tidak ada satu orang rosul pun yang diutus Allah kepada suatu kaum, kecuali ia berbicara dengan bahasa yang sama dengan kaumnya, sesuai dengan firman Allah pada surat Ibrahim ayat 4 yang artinya : ”Kami tidak mengutus seorang Rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.”

4. Manusia akan mendapatkan kemudahan dalam memahami isi kandungan Al – Qur’an, ini sesuai dengan firman Allah dalam beberapa surat, diantaranya adalah surat Yusuf ayat 2 : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” dan surat Az – Zukhruf ayat 3 : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian memahaminya”
Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi di kalangan umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu banyak. Idealnya, umat Islam mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini. Baik dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri ataupun memfasilitasi dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.
Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati kaum muslimin. Ulama dan bahkan para khalifah tidak melihatnya dengan sebelah mata. Fashahah (kebenaran dalam berbahasa) dan ketajaman lidah dalam berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya saat masa kecil, mereka meyakini dengan sepenuh hati bahwa bahasa ini sesunguhnya mampu menguatkan akal dan menambah kehormatan seorang manusia. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, “Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles”. (Siyaru A’lamin Nubala, 10/74). Pada suatu waktu khalifah Umar bin Khathab pernah mengomentari cara memanah beberapa orang dengan berucap: “Alangkah buruk bidikan panah kalian”. Mereka menjawab, “Nahnu qawmun muta’alimiina (kami adalah para pemula)”, (Seharusnya: Nahnu Qawmun Muta’alimuuna - mereka salah dalam bahasa -ed) maka Umar berkata, “Kesalahan berbahasa kalian lebih fatal menurutku daripada buruknya bidikan kalian…” (Al Malahin, karya Ibnu Duraid Al Azdi, hlm. 72).
Pengaruh Bahasa Arab Untuk Pendidikan :
1. Mempermudah Penguasaan Terhadap Ilmu Pengetahuan.
Melalui bahasa Arab, orang dapat meraih ilmu pengetahuan. Sebab bahasa Arab telah menjadi sarana mentransfer pengetahuan. Bukti konkretnya, banyak ulama yang mengabadikan berbagai disiplin ilmu dalam bait-bait syair yang lebih dikenal dengan nazham (manzhumah atau nazhaman). Dengan ini, seseorang akan relatif lebih mudah mempelajarinya, lantaran tertarik pada keindahan susunannya, dan menjadi keharusan untuk menghafalnya bagi orang yang ingin benar-benar menguasainya dengan baik.

Sebagai contoh, kitab Asy Syathibiyah Fi Al Qiraati As Sab’i Al Mutawatirati ‘Anil Aimmati Al Qurrai As Sab’ah, adalah matan syair yang berisi pelajaran qiraah sab’ah, karangan Imam Al Qasim bin Firah Asy Syathibi. Buku lain yang berbentuk untaian bait syair, Al Jazariyah, yaitu buku tentang tajwid karya Imam Muhammad bin Muhammad Al Jazari. Dalam bidang ilmu musthalah hadits, ada kitab Manzhumah Al Baiquniyah, karya Syaikh Thaha bin Muhammad Al Baiquni. Dan masih banyak contoh lainnya.
2. Meningkatkan Ketajaman Daya Pikir.
Pengkajian bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran di dalam bahasa Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang serasi antar kalimat. Hal itu akan mengundang seseorang untuk mengoptimalkan daya imajinasinya. Dan ini salah satu faktor yang secara perlahan akan menajamkan kekuatan intelektual seseorang. Pasalnya, seseorang diajak untuk merenungi dan memikirkannya. Renungkanlah firman Allah ta’ala, “Barangsiapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS Al Hajj: 31)
Lantaran dahsyatnya bahaya syirik kepada Allah, maka permisalan orang yang melakukannya bagaikan sesuatu yang jatuh dari langit yang langsung disambar burung sehingga terpotong-potong tubuhnya. Demikian perihal orang musyrik, ketika ia meninggalkan keimanan, maka syetan-syetan ramai-ramai menyambarnya sehingga terkoyak dari segala sisi, agama dan dunianya, mereka hancurkan. (Tafsir As Sa’di)
3. Mempengaruhi Pembinaan Akhlak
Orang yang menyelami bahasa Arab, akan membuktikan bahwa bahasa ini merupakan sarana untuk membentuk moral luhur dan memangkas perangai kotor.
Berkaitan dengan itu, Ibnu Taimiyah berkata: “Ketahuilah, perhatian terhadap bahasa Arab akan berpengaruh sekali terhadap daya intelektualitas, moral, agama (seseorang) dengan pengaruh yang sangat kuat lagi nyata. Demikian juga akan mempunyai efek positif untuk berusaha meneladani generasi awal umat ini dari kalangan sahabat, tabi’in dan meniru mereka, akan meningkatkan daya kecerdasan, agama dan etika”. (Iqtidha Shiratil Mustaqim, hlm. 204).
Sekedar informasi bahwa Kementrian Pendidikan dan Pengajaran Israel baru-baru ini mengeluarkan sebuah keputusan berisi keharusan ribuan pelajar dan mahasiswa Yahudi untuk mempelajari bahasa Arab. Keputusan ini utamanya berlaku untuk lembaga-lembaga pendidikan Israel di wilayah Selatan, di mana mayoritas penduduknya adalah Yahudi Arab.
Surat kabar Israel Yedeot Ahronot (24/8) melansir, para pelajar dan mahasiswa Yahudi kini mulai menerima materi pelajaran bahasa Arab dalam kurikulum pembelajaran mereka. Pelajaran bahasa Arab mulai diberlakukan sejak kelas 5 tingkat sekolah dasar.
Saat ini, sudah ada 200 sekolah Israel yang telah menjalankan kebijakan tersebut, 42 di antaranya adalah Sekolah Khusus Keagamaan Yahudi.
Shalomo Alon, penilik kurikulum bahasa Arab pada Kementrian Pendidikan dan Pengajaran Israel mengatakan, bahwa bahasa Arab merupakan salah satu bahasa resmi Israel. "Dan warga Israel wajib untuk mempelajarinya," kata Alon sebagaimana dilansir Yedeot Ahronot.
Sementara itu, ketua departemen pendidikan wilayah Selatan Israel Arona Samkhun mengatakan, selama ini pelajar Israel dari unsur Arab diwajibkan untuk mempelajari bahasa Ibrani. "Kini mereka juga akan mendapatkan pelajaran bahasa asli mereka. Pelajaran ini juga berlaku bagi pelajar-pelajar Israel dari unsur non-Arab lainnya," jelas Samkhun.
Ketika di Israel anak-anak sekolah dasar saja sudah diwajibkan untuk mempelajari bahasa Arab sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki kecapakan dan kemahiran dalam bahasa tersebut, lalu bagaimana dengan kita, apakah kita termasuk ke dalam golongan orang – orang yang memberi perhatian lebih kepada bahasa kitab suci ini ? Apakah kita termasuk orang yang bersemangat untuk mempelajarinya ? Dan apakah kita rela meluangkan harta dan waktu untuk menguasainya agar kita dapat memahami apa yang kita baca dari al – qur’an ? Wallahul Musta’an. (Muhammad Nurkholis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar